Jumat, 16 November 2012

yanty selalu: MICROSOFT EXCEL


       B. Pengertian Pemeriksaan Fisik
1.      Pemeriksaan fisik adalah suatu tindakan mengumpulkan, menganalisa, dan mensintesa data pasien melalui sejumlah teknik pemeriksaan untuk mengambil keputusan tentang status kesehatan pasien dan merupakan bagian dari kegiatan penatalaksanaan kebidanan.
2.      Pemeriksaan fisik adalah tindakan dimana kita menganalisa dan mensintesa informasi yang terkumpul dalam rangka mengambil keputusan tentang status kesehatan pasien sebagai proses penatalaksanaan kebidanan.

C.    Prinsip Dasar Pemeriksaan Fisik
Prinsip dasar sebelum melakukan pemeriksaan fisik adalah pengaturan posisi, penggunaan tindakan pencegahan universal (universal precaution), dan pengumpulan data subyektif dan obyektif, yang dijelaskan sebagai berikut:
1.      Pengaturan Posisi:
Pengaturan posisi yang dilakukan sebagai berikut:
a.      Selama pemeriksaan fisik lengkap, pemeriksa akan meminta klien untuk berbaring dengan posisi khusus untuk pemeriksaan daerah tertentu.
b.      Oleh karena itu pemeriksa perlu menjelaskan kepada klien adanya perubahan/pengaturan posisi selama pemeriksaan lengkap berlangsung.
2.      Penggunaan tindakan pencegahan universal (universal precaution):
a.      Penggunaan tindakan pencegahan universal bertujuan untuk mencegah/mengurangi resiko perpindahan kuman patogen yang tidak teridentifikasi, khususnya patogen yang hidup dalam darah.
b.      Bidan perlu untuk melakukan tindakan pencegahan universal sebagai berikut:
1)      Cuci tangan sebelum dan setelah pemeriksaan fisik.
2)      Gunakan sarung tangan bila akan menyentuh darah dan cairan tubuh serta ganti sarung tangan bila berganti klien.
3)      Gunakan pelindung seperti masker untuk melindungi membran mukosa mulut, hidung, dan mata selama prosedur bila diperlukan.
3.      Pengumpulan data subyektif dan obyektif:
a.      Data subyektif (Allo/Auto anamnesa)
1)      Data subyektif adalah informasi yang diceritakan ibu tentang apa yang dirasakannya, apa yang sedang dan telah dialaminya.
2)      Data subyektif adalah data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup presepsi, perasaan, ide klien tentang status kesehatannya. Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustasi, mual, perasaan malu.
b.      Data Obyektif:
1)      Data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik.
2)      Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran.
c.       Teknik Pemeriksaan Fisik
1)      Ada 4 (empat) teknik utama secara umum digunakan dalam pemeriksaan fisik yaitu:
1.      Inspeksi (melihat/periksa pandang/observasi)
2.      Palpasi (meraba/periksa raba)
3.      Perkusi (mengetuk/periksa ketuk)
4.      Auskultasi (mendengar/periksa dengar)
2)      Teknik-teknik ini digunakan sebagai bingkai kerja yang memfokuskan pada indera penglihatan, pendengaran, sentuhan, dan penciuman.
3)      Data dikumpulkan berdasarkan semua indera tersebut secara simultan untuk membentuk informasi yang koheren.
4)      Teknik-teknik tersebut secara keseluruhan disebut sebagai observasi/pengamatan, dan harus dilakukan sesuai dengan urutan di atas, dan setiap teknik akan menambah data yang telah diperoleh sebelumnya.
5)      Dua perkecualian untuk aturan ini, yaitu jika usia pasien atau tingkat keparahan gejala memerlukan pemeriksaan ekstra dan ketika abdomen yang diperiksa
6)      Berikut ini akan dijelaskan masing-masing teknik pemeriksaan fisik tersebut, yakni:
a)      Inspeksi
§  Pemeriksaan secara inspeksi merupakan pemeriksaan pasien dengan cara melihat langsung dengan mata seluruh tubuh klien atau hanya bagian tertentu yang diperlukan.
§  Inspeksi adalah mengamati dengan seksama dengan menggunakan “sense of sign”, termasuk melihat dengan mata telanjang dan menggunakan alat penerang.
§  Inspeksi dimulai sejak bertemu klien dan berlanjut sampai interaksi bidan-klien berakhir.
§  Inspeksi adalah kegiatan aktif, suatu proses dimana bidan harus tahu: Apa yang dilihat? Dimana?
§  Inspeksi selalu mendahului teknik pemeriksaan yang lain.
§  Inspeksi digunakan untuk mengkaji warna, skars, bentuk tubuh, ekspresi wajah, struktur tubuh.
§  Misalnya: Mata kuning (ikterik), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dll.
b)      Palpasi:
§  Pemeriksaan secara palpasi merupakan pemeriksaan klien dengan cara meraba dengan telapak/punggung tangan pemeriksa untuk mengetahui misalnya kulit, nadi, kuku, dan lain-lain.
§  Palapasi merupakan pemeriksaan tubuh dengan menggunakan “sense of touch”, yang biasanya untuk menentukan:
Þ    Tekstur, seperti rambut.
Þ    Temperatur, seperti area kulit.
Þ    Vibrasi.
Þ    Posisi, ukuran, konsistensi dan mobilitas organ
Þ    Distensi, misalnya kandung kemih
Þ    Rate atau nidi parifer
Þ    Tenderness atau nyeri
Þ    Lain-lain, misalnya adanya tumor, oedema, krepitasi (patah/retak tulang), dll.
§  Teknik palpasi, terdiri dari:
Þ    Palpasi ringan (superfisial):
·         Tekanan sederhana 1 – 2 cm.
·         Letakkan tangan secara ringan; letakan dengan cepat dari satu kuadran ke kuadran lain.
Þ    Palpasi dalam:
·         Tekanan dengan 4 jari 4 cm, letakkan lain di atasnya: ginjal, limfa.
·         Letakkan tangan secara tiba-tiba dan tekan dalam-dalam, angkat tangan, tetapi jari-jari tetap berhubungan.
c)      Perkusi
§  Perkusi merupakan metode pemeriksaan dimana permukaan tubuh diketuk untuk memperoleh bunyi yang dapat didengar atau vibrasi yang dapat dirasakan.
§  Pemeriksaan secara perkusi merupakan pemeriksaan klien dengan cara mengetuk-ngetukkan tangan atau memakai alat (misalnya Perkusi Hammer) pada bagian tubuh tertentu untuk mendengarkan suara (bunyi) atau gerakan refleks.
§  Perkusi digunakan untuk menentukan ukuran dan bentuk organ internal/organ tubuh bagian dalam.
§  Perkusi juga dilakukan pemeriksaan lain yang berkaitan dengan kesehatan fisik klien. Misalnya : kembung, batas-batas jantung, batas hepar-paru (mengetahui pengembangan paru), dll.
§  Teknik-teknik perkusi meliputi:
Þ    Perkusi tidak langsung (indirect)
Þ    Gunakan jari tenagh pada tangan non-dominan dan tengah
Þ    Tangan dominan anda sebagai pengetuk
Þ    Letakkan jari pleximeter di daerah yang akan diperkusi, kemudian gunakan jari-jari plexor mengetuk, pergelangan tangan lemas/lentur
Þ    Ketuk dengan ringan dan cepat
§  Perkusi langsung (direct):
Þ    Bidan dapat secara langsung meletakkan tangan atau jari di atas permukaan tubuh yang dituju.
Þ    Teknik perkusi ini digunakan untuk mengetahui
Þ    Letakkan tangan menutupi daerah yang akan diperkusi
Þ    Gunakan tangan yang lain untuk memukul di atas tangan pertama
Þ    Gunanya untuk mengetahui adanya tenderness, bukan untuk mendapatkan organ-organ yang dituju, misalnya: ginjal dan hati.
d)      Auskultasi:
§  Pemeriksaan secara auskultasi merupakan pemeriksaan klien dengan cara mendengarkan bunyi pada bagian tubuh tertentu dengan menggunakan alat (misalnya stetoskop, Iaenex)
§  Auskultasi merupakan proses mendengarkan bunyi yang dihasilkan dari dalam tubuh.
§  Teknik-teknik auskultasi,meliputi:
Þ    Auskultasi secara langsung (direct):
Merupakan pemeriksaan auskultasi tanpa menggunakan alat bantu pendengaran, misalnya : mendengarkan suara nafas, wheezing pernafasan,.
Þ    Auskultasi secara tidak langsung (indirect):
·         Merupakan pemeriksaan auskultasi dengan menggunakan stetoskop, misalnya: mendengarran bising usus (bowel sounds), bunyi katup jantung.
·         Hal-hal yang didengarkan lainnya, misalnya: bunyi jantung janin pada ibu hamil, dll.

§  Bunyi yang diauskultasi, meliputi:
Þ    Jumlah vibrasi per detik
Þ    Keras dan lemahnya.
Þ    Panjang dan pendeknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar