A. GANGGUAN
PSIKOLOGI PADA WANITA MENOPAUSE
Menurut Kartini (1992) beberapa gangguan yang terjadi adalah :
Menurut Kartini (1992) beberapa gangguan yang terjadi adalah :
1. Depresi
Menstrual
Keadaan ini pernah timbul pada masa adolesens yang kemudian
hilang dengan sedirinya selama periode reproduktif (menjadi ibu) dan timbul
lagi pada usia klimakteris. Pada saat ini sekalipu
n wanita tersebut tidak haid lagi, namun rasa depresif itu selalu saja timbul dengan interval waktu tidak tetap. Dan selalu tiba bersamaan dengan datangnya siklus haid. Tampaknya depresi tadi merupakan manifestasi dari kepedihan hati dan kekecewaan, bahwa wanita yabg bersangkutan menjadi kurang lengkap dan sempurna disebabkan oleh berhentinya fungsi reproduksi dan haid.
n wanita tersebut tidak haid lagi, namun rasa depresif itu selalu saja timbul dengan interval waktu tidak tetap. Dan selalu tiba bersamaan dengan datangnya siklus haid. Tampaknya depresi tadi merupakan manifestasi dari kepedihan hati dan kekecewaan, bahwa wanita yabg bersangkutan menjadi kurang lengkap dan sempurna disebabkan oleh berhentinya fungsi reproduksi dan haid.
Cara mengatasi gangguan psikologis
yang berhubungan dengan depresi menstrual yaitu :
a. Dukungan
Informatif
· Memberikan konseling bahwa
berhentinya haid adalah hal yang fisiologis dan akan dialami oleh semua wanita.
· Memberikan nasehat agar wanita
tersebut mau dan bisa menerima status quo(keadaan dirinya pada saat ini)dan di
harapkan dapat memahami apa yang sedang terjadi pada dirinya.
· Memberi nasehat agar dapat menerima
keadaannya dengan lapang dada.
· Memberikan informasi agar selalu
mengkomunikasikan setiap masalah atau perubahan yang terjadi kepada suaminya.
· Memberi nasehat untuk mencari tahu
lebih banyak tentang hal yang dihadapi melalui media cetak, elektronik dan
lain-lain.
· Memberi nasehat untuk mencari
dukungan spiritual.
· Memberi contoh-contoh pengalaman
poditif tentang wanita menopause.
· Menganjurkan untuk berolahraga.
· Memberi latihan penanganan stress.
· Memberi
nasehat uabtuh konsultasi ke dr. Obgyn atau psikolog bila perlu.
b. Dukungan
Emosional
· Mempunyai rasa empati terhadap hal
yang dialami oleh wanita menopause.
· Melibatkan anggota keluarga terutama
suami dalam memahami kandisi istrinya.
· Memberikan perhatian dan kepedulian
kepada wanita tersebut.
· Menciptakan lingkungan kelurga yang
nyaman, tenang, harmonis dan saling pengertian.
c. Dukungan
Penghargaan
· Memberi penghormatan sehingga wanita
tersebut merasa dihargai.
· Memberi dorongan/support sehingga
wanita tersebut bisa percaya diri.
d. Dukungan
Instrumental
· Memberi bantuan tenaga terhadap apa
yang dibutuhkan oleh wanita menopause (yang dilakukan oleh keluarga , teman dan
lain-lain).
· Memberi bantuan materi terhadap apa
yang dibutuhkan oleh wanita menopause (yang dilakukan keluarga )
2. Masturbasi
Klitoris
Ada
kalanya pada wanita menopause timbul semacam seksual yang luar biasa hangat
membara lagi dan ia sensitive sekali sengga wanita tersebut melakukan
masturbasi klitoris (onani kelentir).
Cara mengatasi gangguan psikologis masturbasi :
· Memberi nasehat untuk memenuhi
kebutuhan sex secara sehat.
· Memberi nasehat untuk konsultasi ke
ahli kebidanan untuk mendapat terapi.
· Memberi konseling bahwa wanita
menopause bisa melakukan hubungan sex.
· Mengkomunikasikan masalah pada suami
dan diharapkan suami mau membantu memecahkan masalah, mamberi dukungan kepada
isrinya. Contohnya melakukan pemanasan yang lama saat akan melakukan hubungan
sex sehingga wanita tersebut benar benar bergairah.
3. Ide
Delirius
Jika pada usia pubertas sudah pernah muncul predisposisi
psiko somatic dan gejala psikis histeris, nafsu-nafsu petualangan dan gangguan
psikis lainnya, maka pada usia klimakteris ini predisposisi dan gejala – gejala
abnormal tadi akan muncul kembali. Biasanya gejala tersebut berisikan ide
delirus (kegilaan).
Cara mengatasi gangguan psikologis yang
berhubungan dengan ide delirius yaitu :
• Memberi nasehat agar lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
• Memberi nasehat mengembangkan pikiran atau ide yang positif dalam hidup.
• Memberi nasehat agar lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
• Memberi nasehat mengembangkan pikiran atau ide yang positif dalam hidup.
4. Aktifitas
Hipomanis Semu
Wanita
ini merasaklan seolah-olah vitalitas hidupnya jadi bertambah. Jika ia dahulu
menghindari pengalaman – pengalaman yang menggunakan kekerasan dan
kesembronoan, maka sekarang ini seakan akan ia di kejar oleh nafsu untuk menyerempet bahaya, guna
memperkaya pengalaman hidupnya. Ia merasa muda bagaikan gadis remaja dan selalu
meyakinkan diri sendiri bahwa ia berambisi atau mampu memulai kehidupannya dari
awal lagi.
Cara mengatasi gangguan psikologis
ini yaitu :
·
Memberi nasehat agar aktifitas
yang dilakukan dapat mengarah ke hal-hal positif. Misalnya : mengikuti kegiatan
social, banyak berkumpul dengan keluarga dan cucu, berolahraga, menghadiri
seminar atau ceramah,membaca berita, rekreasi dan lain lain.
·
Mengisi kegiatan dengan
memperdalam kebudayaan atau bakat. Misalnya : melukis dan lain lain.
B. CARA
MENGATASI INSOMIA, GANGGUAN KONSEP DIRI DAN INFATILE PADA MASA MENOPAUSE DENGAN
KONSELING DAN KOLABORASI
Dalam siklus kehidupan wanita atau daur kehidupan wanita di
antaranya adalah masa menopause,yang paling banyak di perbincangkan, mengalami
menopause berarti memasuki masa tua, masa non produktif (secara biologis), masa
tak berguna bagi masyarakat, lama kelamaan menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat.
Apabila ibu menopause direspon dengan baik tidak akan terjadi masalah dan
melaluinya dengan baik.
Pada masa menopause terjadi perubahan yang menimbulkan gangguan diantaranya insomia, gangguan konsep diri dan infantile.
Pada masa menopause terjadi perubahan yang menimbulkan gangguan diantaranya insomia, gangguan konsep diri dan infantile.
Cara mengatasinya adalah :
1. Kembangkan kebiasaan tidur dan mentaatinya,
membaca bacaan ringan, nonton TV, acara santai, musik yang menyenangkan.
2. Makanlah jangan terlalu banyak/kemyang dan
jangan kurang karena akan mengganggu tidur.
3. Atur kenyamanan diri, pastikan ruangan jangan
terlalu panas/dingin dan kamar harus bersih juga rapih.
4. Dapatkan udara segar, jangan tidur dengan
selimut menutupi kepala akan mengurangi oksigen dan menambah karbodioksida yang
dihirup.
5.
Batasi minum/cairan setelah jam
16.00 karena akan bak waktu malam hari.
6. Jernihkan pikiran, cobalah menyelesaikan masalah pada siang
dan singkirkan semua kecemasan sebelum tidur.
7. Menunda jam tidur dan tidak tidur siang.
8. Mengerti dan menerima diri sendiri tulus
ikhlas merupakan fitrah dari Tuhan.
9. Aktifitas social dan agama dapat memberikan
kepuasan batin, memperkaya iman dan memberikan rasa berserah diri kepada-Nya.
10. Ketenangan dalam
keluarga yaitu adanya pengeryian dan dorongan anggota kelurga akan membantu
mengurangi gejala yang timbul, terasa ringan dan membawa kebahagiaan.
11. Pengobatan dengan esterogen dan kombinasi psikoterapi.
A.
Pengertian
Masa Nifas
Masa nifas adalah masa sejak selesainya persalinan hingga
pulihnya alat-alat kandungan dan anggota badan serta psikososial yang
berhubungan dengan kehamilan/persalinan selama 6 minggu.
Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan
mengalami fase-fase sebagai berikut :
1. Fase taking in
Merupakan periode ketergantungan yang berlangsung pada hari
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu focus perhatian ibu
terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering
berulang diceritakannya. Hal ini membuat cenderung inu menjadi pasif terhadap
lingkungannya.
2. Fase taking hold
Periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah
melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa
tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan
karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai
penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
3. Fase letting go
fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang
verlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri,
merawat diri dan bayinya sudah meningkat. Ada kalanya, ibu mengalami perasaan
sedih yang berkaitan dengan bayinya keadaan ini disebut baby blues
B.
Gangguan Psikologis pada Masa Nifas
1.
Baby
blues
a.
Pengertian
Gangguan efek ringan ( gelisah, cemas, lelah ) yang sering
tampak dalam minggu pertama setelahh persalinan.
b. Faktyor Penyebab
1) Faktor Hormonal
Berupa perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin,dan
estriol yang yang terlalu rendah.
2) Faktor Usia.
3) Pengalam dalam pross kehamilan dan persalinan.
4) Adanya perasaan belum siap menghadapi lahirnya bayi.
5) Latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan, seperti
tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkakan,
riwayat gangguan kejiwaan sebelumnya, sosial ekonomi, serta keadekuatan
dukungan sosial lingkungannya.
c.
Gejala
Reaksi depresi/sedih, menagis, mudah tersinggun atau
iritabilitas, cemas, labil perasaan, cendrung menyalahkan diri sendiri,gangguan
tidur dan gangguan nafsu makan.
d. Pencegahan
1. beristirahat ketika bayi tidur
2. Berolah raga ringan, ikhlas dan tulus dengan peran baru
sebagai ibu
3. tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
4. bicarakan rasa cemas dan komunikasikan
5. bersikap fleksibel dan bergabung dengan kelompok ibu-ibu
baru
2.
Depresi Post partum
a.
Pengertian
Depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung
selama 30 hari.
b. Faktor Penyebab
1. factor konstitusional
Gangguan post partum berkaitan dengan riwayat obstetri yang
meliputi riwayat hamil sampai bersalin, serta adanya komplikasi atau tidak dari
kehamilan dan persalinan sebelumnya.
2. factor fisik
Tetrjadi karena ketidakseimbangan hormonal, Hormon yang
terkait dengan terjadinya depresi post partum adalah prolaktin, steroid dan
progesterone.
3. factor psikologi
Paraliahan yang cepat dari keadaan “ 2 dalam 1 “, pada akhir
kehamilan menjadi dua individu. Yaitu ibu dan anak yang bergantung pada
penyesuaian psikologis individu.
c. Gejala
1. Kelelahan
dan perubahan mood
2.
Gangguan
nafsu makan dan gangguan tidur
3. Tidak mau berhubungan dengan orang
lain
4.
Tidak
mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
d.
Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya depresi
post partum sebagai anggota keluarga harus memberikan dukungan emosional kepada
ibu dan jangan mengabaikan ibu bila terlihat
sedang sedih, dan sarankan pada ibu untuk:
1. beristirahat dengan baik
2. berolahraga yang ringan
3. berbagi cerita dengan orang lain
4. bersikap fleksible
5. bergabung dengan orang-oarang baru
6. sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga me
3.
Post
Partum Psikosa
a.
Pengertian
Depresi yang paling berat, terjadi pada minggu pertama dalam
6 minggu setelah melahirkan.
b. Faktor Penyebab
1. Faktor sosial kultural (dukungan
suami dan keluarga, kepercayaan atau etnik ).
2. Faktor obstetrik dan ginekologik (
kondisi fisik ibu dan kondisi fisik bayi )
3. Karakter personal seperti harga diri
yang rendah.
4. Perubahan hormonal yang cepat.
5. Marital disfungsion atau ketidak
mampuan membina hubungan dengan orang lain yang mengakibatkan kurangnya
dukungan.
6. Unwanted pregnancy atau kehamilan
tidak di inginkan
7. Merasa terisolasi.
c. Gejala
1. Curiga berlebihan
2. Kebingungan
3. Sulit konsentrasi
4. Bicara meracau atau inkoheren
5. Pikiran obsesif ( pkiran yang
menyimpang dan berulang-ulang )
6. Impulsif ( bertindak diluar
kesadaran )
d. Pencegahan
1. Pelajari diri sendiri
Pelajari dan mencari informasi mengenai depresi dan psikosa
pospartum, sehingga ibu dan keluarga sadar terhadap kondisi ini. Apabila
terjadi, maka akan segera mendapatkan penanganan yang tepat.
2. Tidur dan makan yang cukup
Diet nutrisi penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang
terbaik dengan makan dan tidur yang cukup. Keduanya penting dalam periode
pospartum.
3. Olahraga
Merupakan kunci untuk mengurangi depresi postpartum, lakukan peregangan selama 15 menit dengan berjalan kaki setiap hari, sehingga membuat ibu menjadi lebih rileks dan lebih menguasai emosional yang berlebihan.
Merupakan kunci untuk mengurangi depresi postpartum, lakukan peregangan selama 15 menit dengan berjalan kaki setiap hari, sehingga membuat ibu menjadi lebih rileks dan lebih menguasai emosional yang berlebihan.
4. Beritahukan perasaan ibu
Jangan takut untuk mengutarakan perasaan ibu dan
mengekspresikan yang ibu inginkan dan butuhkan demi kenyamanan ibu. Jika
mempunyai masalah, segera beritahukan kepada orang yang dipercaya ataupun orang
yang terdekat.
5. Dukungan dari keluarga dan
orang-orang terdekat
Dukungan dari orang terdekat dari mulai kehamilan,
persalinan dan pospartum sangat penting, yakinkan diri ibu bahwa keluarga
selalu berada disamping ibu setiap ada kesulitan.
6. Persiapan diri dengan baik
Persiapan sebelum persalinan sangat diperlukan, ikutlah
kelas hamil, baca buku-buku yang dibutuhkan.
7. Lakukan pekerjaan rumah tangga
Pekerjaan rumah tangga sedikit banyak dapat membantu ibu
melupakan golakan perasaan yang terjadi selama periode pospartum. Kondisi anda
yang belum stabil, bisa ibu curahka dengan memasak atau membersihkan rumah.
8. Dukungan emosional
Minta dukungan emosional dari keluarga dan lingkungan
sehingga ibu dapat mengatasi rasa frustasi atau stress. Ceritakan pada mereka
mengenai perubahan yang ibu rasakan, sehingga ibu merasa lebih baik dari
setelahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar