Kamis, 14 Maret 2013

GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA MASA NIFAS


A.     GANGGUAN PSIKOLOGI PADA WANITA MENOPAUSE
Menurut Kartini (1992) beberapa gangguan yang terjadi adalah :

1.     Depresi Menstrual
Keadaan ini pernah timbul pada masa adolesens yang kemudian hilang dengan sedirinya selama periode reproduktif (menjadi ibu) dan timbul lagi pada usia klimakteris. Pada saat ini sekalipu
n wanita tersebut tidak haid lagi, namun rasa depresif itu selalu saja timbul dengan interval waktu tidak tetap. Dan selalu tiba bersamaan dengan datangnya siklus haid. Tampaknya depresi tadi merupakan manifestasi dari kepedihan hati dan kekecewaan, bahwa wanita yabg bersangkutan menjadi kurang lengkap dan sempurna disebabkan oleh berhentinya fungsi reproduksi dan haid.
Cara mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan depresi menstrual yaitu :


a.     Dukungan Informatif
·         Memberikan konseling bahwa berhentinya haid adalah hal yang fisiologis dan akan dialami oleh semua wanita.
·         Memberikan nasehat agar wanita tersebut mau dan bisa menerima status quo(keadaan dirinya pada saat ini)dan di harapkan dapat memahami apa yang sedang terjadi pada dirinya.
·         Memberi nasehat agar dapat menerima keadaannya dengan lapang dada.
·         Memberikan informasi agar selalu mengkomunikasikan setiap masalah atau perubahan yang terjadi kepada suaminya.
·         Memberi nasehat untuk mencari tahu lebih banyak tentang hal yang dihadapi melalui media cetak, elektronik dan lain-lain.
·         Memberi nasehat untuk mencari dukungan spiritual.
·         Memberi contoh-contoh pengalaman poditif tentang wanita menopause.
·         Menganjurkan untuk berolahraga.
·         Memberi latihan penanganan stress.
·         Memberi nasehat uabtuh konsultasi ke dr. Obgyn atau psikolog bila perlu.


b.    Dukungan Emosional
·         Mempunyai rasa empati terhadap hal yang dialami oleh wanita menopause.
·         Melibatkan anggota keluarga terutama suami dalam memahami kandisi istrinya.
·         Memberikan perhatian dan kepedulian kepada wanita tersebut.
·         Menciptakan lingkungan kelurga yang nyaman, tenang, harmonis dan saling pengertian.


c.     Dukungan Penghargaan
·           Memberi penghormatan sehingga wanita tersebut merasa dihargai.
·           Memberi dorongan/support sehingga wanita tersebut bisa percaya diri.


d.    Dukungan Instrumental
·           Memberi bantuan tenaga terhadap apa yang dibutuhkan oleh wanita menopause (yang dilakukan oleh keluarga , teman dan lain-lain).
·           Memberi bantuan materi terhadap apa yang dibutuhkan oleh wanita menopause (yang dilakukan keluarga )


2.     Masturbasi Klitoris
Ada kalanya pada wanita menopause timbul semacam seksual yang luar biasa hangat membara lagi dan ia sensitive sekali sengga wanita tersebut melakukan masturbasi klitoris (onani kelentir).
Cara mengatasi gangguan psikologis masturbasi :
·         Memberi nasehat untuk memenuhi kebutuhan sex secara sehat.
·         Memberi nasehat untuk konsultasi ke ahli kebidanan untuk mendapat terapi.
·         Memberi konseling bahwa wanita menopause bisa melakukan hubungan sex.
·         Mengkomunikasikan masalah pada suami dan diharapkan suami mau membantu memecahkan masalah, mamberi dukungan kepada isrinya. Contohnya melakukan pemanasan yang lama saat akan melakukan hubungan sex sehingga wanita tersebut benar benar bergairah.


3.     Ide Delirius                    
Jika pada usia pubertas sudah pernah muncul predisposisi psiko somatic dan gejala psikis histeris, nafsu-nafsu petualangan dan gangguan psikis lainnya, maka pada usia klimakteris ini predisposisi dan gejala – gejala abnormal tadi akan muncul kembali. Biasanya gejala tersebut berisikan ide delirus (kegilaan).
 Cara mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan ide delirius yaitu :
• Memberi nasehat agar lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
• Memberi nasehat mengembangkan pikiran atau ide yang positif dalam hidup.

4.     Aktifitas Hipomanis Semu
Wanita ini merasaklan seolah-olah vitalitas hidupnya jadi bertambah. Jika ia dahulu menghindari pengalaman – pengalaman yang menggunakan kekerasan dan kesembronoan, maka sekarang ini seakan akan ia di kejar  oleh nafsu untuk menyerempet bahaya, guna memperkaya pengalaman hidupnya. Ia merasa muda bagaikan gadis remaja dan selalu meyakinkan diri sendiri bahwa ia berambisi atau mampu memulai kehidupannya dari awal lagi.
Cara mengatasi gangguan psikologis ini yaitu :
·       Memberi nasehat agar aktifitas yang dilakukan dapat mengarah ke hal-hal positif. Misalnya : mengikuti kegiatan social, banyak berkumpul dengan keluarga dan cucu, berolahraga, menghadiri seminar atau ceramah,membaca berita, rekreasi dan lain lain.
·       Mengisi kegiatan dengan memperdalam kebudayaan atau bakat. Misalnya : melukis dan lain lain.


B.      CARA MENGATASI INSOMIA, GANGGUAN KONSEP DIRI DAN INFATILE PADA MASA MENOPAUSE DENGAN KONSELING DAN KOLABORASI
Dalam siklus kehidupan wanita atau daur kehidupan wanita di antaranya adalah masa menopause,yang paling banyak di perbincangkan, mengalami menopause berarti memasuki masa tua, masa non produktif (secara biologis), masa tak berguna bagi masyarakat, lama kelamaan menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat. Apabila ibu menopause direspon dengan baik tidak akan terjadi masalah dan melaluinya dengan baik.
Pada masa menopause terjadi perubahan yang menimbulkan gangguan diantaranya insomia, gangguan konsep diri dan infantile.
Cara mengatasinya adalah :
1.        Kembangkan kebiasaan tidur dan mentaatinya, membaca bacaan ringan, nonton TV, acara santai, musik yang menyenangkan.
2.        Makanlah jangan terlalu banyak/kemyang dan jangan kurang karena akan mengganggu tidur.
3.        Atur kenyamanan diri, pastikan ruangan jangan terlalu panas/dingin dan kamar harus bersih juga rapih.
4.        Dapatkan udara segar, jangan tidur dengan selimut menutupi kepala akan mengurangi oksigen dan menambah karbodioksida yang dihirup.
5.        Batasi minum/cairan setelah jam 16.00 karena akan bak waktu malam hari.
6.        Jernihkan pikiran, cobalah menyelesaikan masalah pada siang dan singkirkan semua kecemasan sebelum tidur.
7.        Menunda jam tidur dan tidak tidur siang.
8.        Mengerti dan menerima diri sendiri tulus ikhlas merupakan fitrah dari Tuhan.
9.        Aktifitas social dan agama dapat memberikan kepuasan batin, memperkaya iman dan memberikan rasa berserah diri kepada-Nya.
10.    Ketenangan dalam keluarga yaitu adanya pengeryian dan dorongan anggota kelurga akan membantu mengurangi gejala yang timbul, terasa ringan dan membawa kebahagiaan.
11.   Pengobatan dengan esterogen dan kombinasi psikoterapi.


A.   Pengertian Masa Nifas
Masa nifas adalah masa sejak selesainya persalinan hingga pulihnya alat-alat kandungan dan anggota badan serta psikososial yang berhubungan dengan kehamilan/persalinan selama 6 minggu.
Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut :
1.      Fase taking in
Merupakan periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu focus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering berulang diceritakannya. Hal ini membuat cenderung inu menjadi pasif terhadap lingkungannya.
2.      Fase taking hold
Periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
3.      Fase letting go
fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang verlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya sudah meningkat. Ada kalanya, ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya keadaan ini disebut baby blues

B.     Gangguan Psikologis pada Masa Nifas
1.       Baby blues
a.       Pengertian
Gangguan efek ringan ( gelisah, cemas, lelah ) yang sering tampak dalam minggu pertama setelahh persalinan.
b.      Faktyor Penyebab
1)   Faktor Hormonal
Berupa perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin,dan estriol yang yang terlalu rendah.
2)      Faktor Usia.
3)      Pengalam dalam pross kehamilan dan persalinan.
4)      Adanya perasaan belum siap menghadapi lahirnya bayi.
5)      Latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan, seperti tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkakan, riwayat gangguan kejiwaan sebelumnya, sosial ekonomi, serta keadekuatan dukungan sosial lingkungannya.

c.       Gejala
Reaksi depresi/sedih, menagis, mudah tersinggun atau iritabilitas, cemas, labil perasaan, cendrung menyalahkan diri sendiri,gangguan tidur dan gangguan nafsu makan.
d.      Pencegahan
1. beristirahat ketika bayi tidur
2. Berolah raga ringan, ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu
3. tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
4. bicarakan rasa cemas dan komunikasikan
5. bersikap fleksibel dan bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru

2.       Depresi Post partum
a.       Pengertian
Depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari.
b.      Faktor Penyebab
1.      factor konstitusional
Gangguan post partum berkaitan dengan riwayat obstetri yang meliputi riwayat hamil sampai bersalin, serta adanya komplikasi atau tidak dari kehamilan dan persalinan sebelumnya.
2.      factor fisik
Tetrjadi karena ketidakseimbangan hormonal, Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi post partum adalah prolaktin, steroid dan progesterone.
3.      factor psikologi
Paraliahan yang cepat dari keadaan “ 2 dalam 1 “, pada akhir kehamilan menjadi dua individu. Yaitu ibu dan anak yang bergantung pada penyesuaian psikologis individu.
c.       Gejala
1.      Kelelahan dan perubahan mood
2.      Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur
3.       Tidak mau berhubungan dengan orang lain
4.      Tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
d.      Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya depresi post partum sebagai anggota keluarga harus memberikan dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu bila terlihat  sedang sedih, dan sarankan pada ibu untuk:
1. beristirahat dengan baik
2. berolahraga yang ringan
3. berbagi cerita dengan orang lain
4. bersikap fleksible
5. bergabung dengan orang-oarang baru
6. sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga me

3.       Post Partum Psikosa
a.       Pengertian
Depresi yang paling berat, terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu setelah melahirkan.
b.      Faktor Penyebab
1.      Faktor sosial kultural (dukungan suami dan keluarga, kepercayaan atau etnik ).
2.      Faktor obstetrik dan ginekologik ( kondisi fisik ibu dan kondisi fisik bayi )
3.      Karakter personal seperti harga diri yang rendah.
4.      Perubahan hormonal yang cepat.
5.      Marital disfungsion atau ketidak mampuan membina hubungan dengan orang lain yang mengakibatkan kurangnya dukungan.
6.      Unwanted pregnancy atau kehamilan tidak di inginkan
7.      Merasa terisolasi.
c.       Gejala
1.      Curiga berlebihan
2.      Kebingungan
3.       Sulit konsentrasi
4.      Bicara meracau atau inkoheren
5.      Pikiran obsesif ( pkiran yang menyimpang dan berulang-ulang )
6.      Impulsif ( bertindak diluar kesadaran )
d.      Pencegahan
1.      Pelajari diri sendiri
Pelajari dan mencari informasi mengenai depresi dan psikosa pospartum, sehingga ibu dan keluarga sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka akan segera mendapatkan penanganan yang tepat.
2.      Tidur dan makan yang cukup
Diet nutrisi penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan makan dan tidur yang cukup. Keduanya penting dalam periode pospartum.
3.      Olahraga
Merupakan kunci untuk mengurangi depresi postpartum, lakukan peregangan selama 15 menit dengan berjalan kaki setiap hari, sehingga membuat ibu menjadi lebih rileks dan lebih menguasai emosional yang berlebihan.
4.      Beritahukan perasaan ibu
Jangan takut untuk mengutarakan perasaan ibu dan mengekspresikan yang ibu inginkan dan butuhkan demi kenyamanan ibu. Jika mempunyai masalah, segera beritahukan kepada orang yang dipercaya ataupun orang yang terdekat.
5.      Dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat
Dukungan dari orang terdekat dari mulai kehamilan, persalinan dan pospartum sangat penting, yakinkan diri ibu bahwa keluarga selalu berada disamping ibu setiap ada kesulitan.
6.      Persiapan diri dengan baik
Persiapan sebelum persalinan sangat diperlukan, ikutlah kelas hamil, baca buku-buku yang dibutuhkan.
7.      Lakukan pekerjaan rumah tangga
Pekerjaan rumah tangga sedikit banyak dapat membantu ibu melupakan golakan perasaan yang terjadi selama periode pospartum. Kondisi anda yang belum stabil, bisa ibu curahka dengan memasak atau membersihkan rumah.
8.      Dukungan emosional
Minta dukungan emosional dari keluarga dan lingkungan sehingga ibu dapat mengatasi rasa frustasi atau stress. Ceritakan pada mereka mengenai perubahan yang ibu rasakan, sehingga ibu merasa lebih baik dari setelahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar